Liburan memang harus digunakan dimanfaatkan sebaik-baiknya. Apalagi ketika libur lebaran banyak teman yang udah kerja, yang lagi kuliah, yang lagi kerja sambil kuliah, yang lagi kuliah sambil kerja pada kumpul.
Pagi itu pukul 04.00 WIB kami, saya, khalid, thowi, dan danang berangkat ke rumah anton yang sudah datang juga dadang. Pukul 05.00 WIB kita berangkat kerumah abad yang lagi molor. Akhirnya rencana berangkat jam 4 pagi gagal.
Biasa juga sih kalo lagi kumpul sama mereka, dan harus ditipu diundur satu jam sebelum acara biar semua dateng tepat waktu.
Kita berangkat dengan jalan yang lumayan sepi, soalnya masih pagi dan hari itu hari minggu jadi ya asumsinya orang-orang masih molor.
Pas sampai pintu gerbang semuanya senang soalnya tidak ada penjaga jadi yang ada anggepan masuk wisata "free", ehh pas mau masuk pantai tetep aja ada penjaga ya tetep bayar deh. Tapi ya memang itu kewajiban kita sebagai wisatawan, membantu pemerintah agar pantai tetap terawat dengan baik.
Tapi pas di tempat wisata, saya "agak" kecewa karena ada toilet umum tapi kok tetap bayar ya? Setelah kita bayar masuk wisata, seharusnya hak kita dikasihkan dong. Ini lagi Buang air kecil 2000, buang air besar 2000, cuci pakaian 3000, mandi 4000 itu apa? Trus masak iya kita mau solat bayar dulu? Akhirnya kita bayar, tapi lagi-lagi setelah kita bayar fasilitas tidak baik. Musholanya kotor, tidak ada sendal untuk wudlu, airnya kok kotor ya? Duh.
Tapi saat di pantai semuanya berubah, soalnya pantainya bagus dengan pemandangan pasir putih yang menarik. Hari itu benar-benar menjadi milik kami, tertawa bersama, main pasir bersama, berenang bersama, main bola bersama, tetunya take pict bersama. Ini yang buat kangen.
Tapi kok pantainya kotor? banyak sampah-sampah yang berserakan jadinya ya mengurangi indahnya pantai. Trus jembatan di dermaganya juga mulai rusak.
Kita sebagai pengunjung harusnya juga sadar, kebersihan tidak hanya tanggung jawab dari petugas tapi juga kita sebagai wisatawan.
Terlepas dari itu semua, Pasir Putih Kab. Trenggalek memang menjadi satu tempat yang patut direkomendasikan.
Pagi itu pukul 04.00 WIB kami, saya, khalid, thowi, dan danang berangkat ke rumah anton yang sudah datang juga dadang. Pukul 05.00 WIB kita berangkat kerumah abad yang lagi molor. Akhirnya rencana berangkat jam 4 pagi gagal.
Biasa juga sih kalo lagi kumpul sama mereka, dan harus ditipu diundur satu jam sebelum acara biar semua dateng tepat waktu.
Kita berangkat dengan jalan yang lumayan sepi, soalnya masih pagi dan hari itu hari minggu jadi ya asumsinya orang-orang masih molor.
Pas sampai pintu gerbang semuanya senang soalnya tidak ada penjaga jadi yang ada anggepan masuk wisata "free", ehh pas mau masuk pantai tetep aja ada penjaga ya tetep bayar deh. Tapi ya memang itu kewajiban kita sebagai wisatawan, membantu pemerintah agar pantai tetap terawat dengan baik.
Tapi pas di tempat wisata, saya "agak" kecewa karena ada toilet umum tapi kok tetap bayar ya? Setelah kita bayar masuk wisata, seharusnya hak kita dikasihkan dong. Ini lagi Buang air kecil 2000, buang air besar 2000, cuci pakaian 3000, mandi 4000 itu apa? Trus masak iya kita mau solat bayar dulu? Akhirnya kita bayar, tapi lagi-lagi setelah kita bayar fasilitas tidak baik. Musholanya kotor, tidak ada sendal untuk wudlu, airnya kok kotor ya? Duh.
Tapi saat di pantai semuanya berubah, soalnya pantainya bagus dengan pemandangan pasir putih yang menarik. Hari itu benar-benar menjadi milik kami, tertawa bersama, main pasir bersama, berenang bersama, main bola bersama, tetunya take pict bersama. Ini yang buat kangen.
Tapi kok pantainya kotor? banyak sampah-sampah yang berserakan jadinya ya mengurangi indahnya pantai. Trus jembatan di dermaganya juga mulai rusak.
Kita sebagai pengunjung harusnya juga sadar, kebersihan tidak hanya tanggung jawab dari petugas tapi juga kita sebagai wisatawan.
Terlepas dari itu semua, Pasir Putih Kab. Trenggalek memang menjadi satu tempat yang patut direkomendasikan.
Tag :
Artikel
0 Komentar untuk "Plesir "Pantai Pasir Putih" Trenggalek, Jawa Timur"